Saya dan guruku…., dengan berbagai kisah dan cerita yang tercipta :), cerita tentang kenakalan dan kebandelan sy sebagai preman murid yang konon kabarnya sempat membuat stress para guru2 *kayaknya hiperbola banget*
Yang tidak bisa terlupakan, indah untuk dikenang slalu…… *halaaaaaa*
Adalah ketika sy bersatus sebagai siswa Menengah atas, dikungkung dan di asingkan di sebuah sekolah kejuruan di sebuah kabupaten yang berjarak 68 km dari rumah tempat sy dilahirkan dan dibesarkan.
Asrama, di tempat ini sy tiga tahun merasakan indahnya hidup dalam 1001 macam aturan ke tatanegaraan tertiban asrama….di sini semua semua serba diatur, mulai dari jam tidur, jam makan, jam belajar, jam sholat dan pengajian, bahkan jam nonton pun sudah di atur sedemikian rupa sehingga semua waktu berjalan sesui aturan para petinggi2 pembina asrama.
Awalnya….benci dan gak tahan, dan pernah minggat dari tempat ini (asrama), tapi karena bujuk rayu sang bapak yang sangat mengena dihati, maka dengan malu -malu in akhirnya sy kembali lagi dengan membawa tas pakaian plus buku2 pelajaran….
Guru…yang juga berprofesi ganda sebagai pembina asrama adalah sosok yang dulunya kami benci mati2an….yang kami takuti hanya kalau sang guru ada didepan kami, tapi begitu membelakang…*mau tau apa yang terjadi???* cibiran dan gerakan2 tambahan pasti mengantar sang guru pergi dari hadapan kami.
Ada beberapa hal yang dulunya kami *sy dan teman2* sangat murkai….
- Waktu sholat subuh– sebelum adzan subuh bapak/ibu guru (Pemb asrama) dah pada sibuk patroli dan mengontrol siswa yang masih
terbuai mimpitidur. Dan patroli akan berlanjut setelah sholat subuh….bagi muslim yang kedapatan tidur dengan tidak ada ampun langsung diguyur pake air - Antara magrib dan Isya, adalah waktu pengajian…. bagi siswa/siswi yang tidak ikut pengajian akan dikenakan denda dan hukuman, jadi dengan hati berat yang diliputi unsur keterpaksaan akhirnya ikutan
tidurmengaji dalam mesjid - Ijin…mendapatkan ijin adalah salah satu hal yang paling sulit di acc kan oleh pembina asrama, hanya 1x dalam sebulan bisa ijin pulang kerumah, dan hanya tuk ambil uang tuk pembayaran asrama+uang makan+uang sekolah dan keperluan lainnya. kecuali sakit yang lumayan parah yg tidak bisa di tanggulangi oleh pihak sekolah baru ijin pengecualian ini keluar…..
- Makan….makan dikantin *sarapan,makan siang,makan malam*. Sangat diharamkan membawa makanan pulang ke asrama, alasannnya takut asrama kotor dengan makanan2 sisa…..
- Hapalan2 disekolah….. bukan pesantren, tapi didikan guru2 kami hampir sama dengan didikan pesantern. setiap minggu ada2 aj ayat yang harus dihapal….dan hapalan ini sempat membuat jeblok nilai pendidikan agama islam sy.
- Nonton TV, keluar asrama, Harus ada persetujuan
- Di Apelin….*ck..ck….*. “terkenang kisah ngumpet2″… tidak ada toleransi.
Hal2 diatas yang membuat kami sempat menilai asrama sebagai tempat kurungan atau penjara siswa. Tapi penilaian2 negatif itu dengan sendirinya berubah ketika kami mampu menyadari bahwa segala macam aturan yang diterapkan hanyalah untuk kebaikan kami, tanggung jawaba dan amanah para pembina terhadap orang tua kami yang menjadikan setiap pembangkangan yang kami lakukan merupakan kesedihan dan ketidak berhasilan bagi para pembina…..
Sekarang terasa dan terbukti…..semua bekal yang sy peroleh dari asrama dan bapak/ibu guru *pembina asrama* sangat berharga dan bisa menjadi acuan ketika kaki sy kembali jauh dari keluarga.
==== Dari semua yang ada, sy hanya bisa berucap, trima kasih tuk bapak/ibu guru. Dirgahayu para guru yang ada di Indonesi====
Nb. Bapak Abdul malik/ Ibu Hasliani….trimakasih yang tidak terhingga.