JeJaK hIDup

Friday, November 14, 2008

Niat yang belum Ter aminkan

Beberapa hari ini semangat untuk menulis di blog sedikit berkurang, boleh jadi malah semangat itu hilang...sy sendiri kurang tau penyebabnya, padahal ide dan beberapa kejadian yang sy lalaui belakangan ini sebenarnya patut sy catat diblog, tapi karena itu tadi....kesibukan dan kemalasan serta ke engganan akhirnya beberapa hari ini blog sy tidak ter update.

Sampai pada pagi hari ini, ketika tiba-tiba kisah itu jadi perbincangan sy pagi ini, ini kisah tentang seorang teman sy. Teman yang sy temui setelah sy hidup di Papua....dia seorang perempuan yang mempunyai niat yang mulia, kami mulai dekat *bersahabat* saat masih sama-sama CPNS di Unipa, 2006...dan sampai sekarang.

Kisahnya......

Dipertengahan tahun 2007, *setelah SK PNS kami keluar* dia berkenalan dengan seorang pria, tepatnya dikenalkan oleh teman, lewat komonikasi hp dan internet hubungan ke duanya akhirnya sampai pada tahap yang serius *meski sama2 di wilayah papua, tp keduanya tinggal di daerah yang berbeda, Hanya ada transportasi laut dan darat*, dan dengan cuma 1x ketemu muka akhirnya si laki2 dengan mantap melamar teman sy ini, yang sebelumnya mereka berdua telah sepakat untuk sementara pisah tempat tinggal, sampai teman saya ini masa kerjanya sudah cukup untuk mengajukan mutasi * min 5 Tahun*.

Ternyata setelah pernikahan itu, perjanjian untuk hidup terpisah untuk sementara waktu kayaknya tidak bisa mereka berdua realisasikan, sudah mulai ada kecurigaan dan sudah mulai banyak tuntutan. Di bulan ke 3 pernikahannya...teman sy ini berniat ikut ke tempat kerja suaminya, dengan 2 opsi.... mutasi atau berhenti jadi PNS *dosen*, tapi karena opsi pertama tidak memungkinkan dengan alasan masa kerja yang belum cukup dan juga ditempat sang suami tidak ada perguruan tinggi maka dengan perjuangan dan pertentangan batin akhirnya memilih opsi terakhir.... mengundurkan diri jadi dosen..... *keputusan yang sempat tidak didukung oleh ke 2 orang tuanya*

Tapi karena sebuah niat yang mulia, keinginan membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warahma....dan niat yang ingin menjadi istri Sholeha, yang ingin mendampingi suami untuk mendapatkan kunci syurga kelak==== yang akhirnya bisa meyakinkan kami *keluarga dan teman2* bahwa keputusan itu adalah keputusan yang terbaik untuk dia saat itu, meski menyayangkan....tapi niatnya untuk mengorbankan karir dan statusnya sebagai dosen dan lebih memilih keluarga kecilnya membuat kami salut dengan ketegasan memilih

Sampai betul2 dia tinggal ditempat suaminya.... di sebuah kabupaten pemekaran, tepatnya sebuah pulau yang terkenal dengan ke indahan lautnya, tapi....belum dilengkapi dengan Fasilitas PLN dan susahnya mendapatkan sinyal *harus keluar rumah* == cerita awal dia disana, dia tidak mengeluh--malah menikmati keadaan yang serba terbatas.

.....Idul fitri kemarin kami ketemu *sy, dia dan suaminya*. tidak ada yang berubah dari dia...kecuali badannya yang lebih kurusan.....obrolan sekitar kampus dan teman2 kembali membawa dia tentang kenangannya di Unipa. "nty, saya mencintai kerjaanku, tapi sy jauh lebih mencintai suamiku....." katanya......

Dan satu bulan setalah lebaran, dia tlp sy *dan beberapa teman2 lainnya*, dan hari itu ternyata dia sudah di manokwari, dia minta kami untuk ngumpul di suatu tempat *cafe*. Dia muncul.... dengan sebuah cerita yang satu dari kamipun tidak ada yang percaya......

Ternyata, Niat nya untuk menjadikan keluarga kecilnya sebagai keluarga impian, keluarga bahagia sepertinya belum bisa terwujud, dari pengakuannya sejak februari 2008 dia sudah mendapatkan berbagai tekanan dan perlakuan yang tidak menyenangkan dari sang suami, kekerasan dalam rumah tangga baik fisik maupun psikis sudah lama dia rasakan dari suaminya, awalnya semua masalah dan tekanan yang diterima dia usaha untuk menutupi, tidak ada yang tau....orangtua, keluarga dan teman2nya.....tapi keterbatasan dia sebagai manusia yang membawa dia kembali ke orang tuanya, hampir setahun beban dan ketakutan dia rasakan

Menyayangkan....sangat menyayangkan, karena ternyata pengorbanan dia tidak sedikitpun dihargai oleh sang suaminya. Cemburu dan ketidak percayaan terhadap istrinya ternyata membutakan mata hatinya. Kasian........

Dan kemarin, Akhirnya lagi2 dia harus mengambil sebuah keputusan yang tidak ringan ..... mengakhiri pernikahannya, meski kami yang ada disekitarnya sudah memberikan masukan dan pandangan semampu kami, tapi lagi2....itu keputusan dia. lelah....cape....dan sakit.....sudah tidak tertolerir, itu katanya.

.........Masih ada kesempatan, sebelum jatuh talak dan bunyi palu pengadilan agama belum memutuskan apa2, penyesalan dan permohonan maaf masih bisa mengubah segalanya. Saya yakin cintanya terhadap suaminya tidak bisa menguap begitu saja.......

*for you my sista......sabar dan terus berdoa*
posted by Ty at 9:35 AM

1 Comments:

Semoga temannya diberi kekuatan oleh yang maha kuasa, dan persahabatan kalian tetep akur :)

November 18, 2008 at 10:54:00 PM GMT+9  

Post a Comment

<< Home