Kehidupan adalah sekumpulan ujian, setiap manusia tidak akan di biarkan begitu saja menyatakan diri beriman, sementara belum datang ujian kepadanya yang bisa membuktikan; sekuat apa ke imanan yang dimilikinya.
"
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, 'kami beriman', sedang mereka tidak di uji lagi??" (QS Al-Ankabutt [29]:2)Ujian yang datang tidak hanya berupa kesempitan dan kesusahan. Harta, keluarga dan kesenangan yang melimpah, adalah bentuk ujian lain yang Allah turunkan.
"Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya".(Qs al-Kaffi [18]:7)
Bagi orang yang beriman,pilihan sikap untuk menghadapi ujian ini hanya dua; bersyukur atau bersabar. Dia akan bersyukur kepada Allah ketika ujian berupa kesenangan itu datang kepadanya. sementara, jika ujian berupa kesusahan datang, dia akan tetap berada di jalan kesabarannya.
Agaknya, menjadi hal yang mudah bagi seorang muslim untuk menyatakan diri beriman, sementara dia dalam keadaan tenang, nyaman, dan berkecukupan. Namun, ketika ujian datang menerpa, ketika kegundahan datang, saat cobaan terasa berat, akankah manusia tetap berada pada keimanannnya??Akankah dia tekun berada dalam kesabarannya?? Atau, sgala cobaan itu malah membuatnya semakin sulit bersyukur??
Ujian adalah tanda cinta Allah kepada hambanya. Semua ujian itu datang agar derajat keimanan manusia semakin naik, jika dia sabar menghadapinya.
Hal yang patut diwaspadai adalah ketika manusia sudah tidak lagi menerima ujian dalam kehidupannya. Keadaan ini bisa berarti, Allah telah melupakan dan Allah akan menyerahkan segala urusannya kepada lisan dan tingkah lakunya sendiri. Jika manusia sudah dilupakan Allah, maka jangan harap akan datang rahmat dan kasih sayang Allah. Naudzubillahimidzalik
(Ya Allah...........Termasuk golongan manakah Hambamu ini?, Hanya Engkau yang punya kuasa untuk menilai...........)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home