Lama baru kembali menengok tempat ini, rasanya luar biasa malas untuk kembali bisa melenggangkan tangan tuk mengisi kembali lembaran jejak hidup ini, dulu berfikir karena kesibukan, ternyata bukan..... tapi tidak lebih karena faktor malas untuk berfikir, merangkai kata, dan mencari inspirasi2 yang layak untuk ditulis.
Itulah....kenapa ruang ini selalu kosong melompong
Tidak tau, tiba2 sj hari ini....ada keinginan untuk bersua kembali dengan menorehkan jejak hidup yang terbias, terabaikan...bahkan mungkin tersingkirkan. Aufff hidup......begitu banyaknya intrik, polemik dan masalah, tapi terlepas dari semua itu, rasa Syukur yang dalam padaNya tidak pernah sirna dan pudar.
-----BATU----
Sebuah benda mati, yang ketika dilemparkan dan dihancurkan tidak pernah protes, selalu menerima....seakan ihlas tanpa daya ketika bongkahan besarnya jadi kepingan2. Ah......sayangnya, hati manusia tidak seperti batu. :)---- *ia ialah, secara manusia itu mahluk hidup, memiliki rasa dan perasaan*
Masih tentang batu, *bingung, kenapa juga sy bisa membandingkan batu dg manusia ya??, jadinya agak susah berfikirnya, ia sutralah.....lanjut aja*. Manusia, ketika Zat tehalus dalam dirinya tergores, yakin dan percaya ada rasa nyeri yang tak terlihat, nyeri itu tekadang dinikmati sendiri sebagai suatu uian atau bahkan terkadang di jadikan sebagai suatu asab dariNya. Tergantung dari sisi manusia itu sendiri menilainya......
Itulah, begitu beda sosok manusia dan sebongkah batu, dan sangat jelas bedanya..... dan sy yakin tdk ada manusia yang mau di perlakukan seperti batu.
-------- Itulah sebenarnya inti tulisan sy ini-------------------------------------------------------------