JeJaK hIDup

Wednesday, July 9, 2008

Menilai secara bijaksana

Terkadang ada suatu masalah yang menuntut kita untuk berfikir secara dewasa dan bertindak secara bijaksana, ini kalau kita tidak bisa menempatkan diri sesuai dengan kapasitas diri kita maka kemungkinan akan terjadi kepincangan pendapat atau bisa saja keperbihakan ke satu sisi tidak bisa ter elakkan.

Mungkin ini yang terjadi tadi malam.... , waktu yang hampir bersamaan saat sy dihadapkan dengan dua peristiwa yang menuntut kebijaksanaan perpendapat dan kehati-hatian dalam mengucapan kalimat. Takut ada kesan keberpihakan.....

Peristiwa yang pertama, cukuplah itu menjadi sebuah pembelajaran juga bagi saya. Ketika sebuah amanah dan titipan kata yang harus saya sampaikan tuk seseorang dengan tidak mengurangi dan menambahkan apa yang mereka titipkan, ketika saya bisa menempatkan diri sebagai penengah ada kepuasan dan kebahagian yang tidak terbayarkan. Walau awalnya ada kekwatiran yang mempertanyakan kemampuan sy ... dan yang terpenting ikatan kekeluargaan yang sudah terbentuk tidak terpecah dengan sebuah kata "tersiggung", itu cukup begi saya untuk menyakini bahwa niat yang baik selalu Allah meridhoi

Peristiwa kedua, cumana masalah biasa sebenarnya, masalah ibu dan anak, masalah ponakan saya dengan mamanya (kakakku). Saat sy membaca sms yang dia (ponakanku) kirim tadi malam, sy langsung menyimpulkan.... ini pasti ada apa2nya. Dan benar saja lewat komonikasi sms (karena tdak mau bicara ditlp) saya tau kalau dia tidak bisa terima dengan kalimat yang mamanya sempat keluarkan. Hem....saya bisa rasakan, tapi saya yakin....mamanya tidak hanya sekedar / asal bicara dan pasti ada alasannya. Tapi disini saya harus berada ditengah.... tidak memihak ponakanku dan tidak memihak kakakku, memang ada kalanya perasaan sensitif mengotori pikiran kita, dan itu mungkin yang terjadi dengan Echi (ponakanku).

Saya yang sebagai tante dan tempatnya mengeluh sudah cukup senang, dengan mengeluh dan curhat ke saya memberikan keyakinan bahwa dia (echi) masih sangat membutuhkan keluarga terdekatnya, dan mungkin saya yang dia liat tepat untuk meberikan pendapat dan syukur2 kalau bisa sebagai pencerahan. Saya cukup senang....artinya saya bisa dia posisikan sebagai teman, juga bisa sebagai tante yang mungkin juga suatu saat akan membantu mamanya "mencereweti" hal-hal yang memang harus dia diperbaiki

Puas....ketika mampu menyakinkan dia kalau *dimarahi itu adalah hal yang wajar*.... Dia masih harus banyak belajar. Umur 12 tahun masih perlu banyak ditempa oleh pengalaman dan pendidikan.
*pagi tadi, dengan smsnya yang sedikit bernada centil.....*
....Ass, tante cantik...lagi bikin apaki??? :)....

Dia mampu membut sy tersenyum, dan kekwatiran, kelegaan lansung tersirami hati tante jeleknya ini. SMOGA JAWABAN2 SY BISA MENCERAHKAN DIRINYA UNTUK KEDEPANNYA. Ah...smoga kelak sy bisa lebih bijaksana

Labels:

posted by Ty at 12:10 PM

3 Comments:

mmh..
bagus2 tulisan ta'..

lam kenal yak...
lagi dipapua yah?

jalan2ki ke blog ku.. :)

July 10, 2008 at 1:36:00 PM GMT+9  

Trims....atas kunjungannya. Salam kenal juga...* ni baru siap2 mau berkunjung ke blogta*

July 11, 2008 at 10:44:00 AM GMT+9  

Salam kenal...
Salut dengan sikap bijaknya.

Mungkin cerita "Semangkuk Mie" bisa memberi insipirasi.

http://resonansi-motivasi.blogspot.com/2008/07/pada-malam-itu-ana-bertengkar-dengan.html

July 11, 2008 at 11:49:00 AM GMT+9  

Post a Comment

<< Home