JeJaK hIDup

Monday, October 29, 2007

Sumpah pemuda

Sejarah .... mungkin hanya masa lalu, tapi gak ada salahnya kalau kita selalu mengingat dan membukanya kembali. mungkin bisa dijadikan acuan..... setidaknya nilai Nasionalisme yang bisa mempersembahkan kata kemerdekaan dan kedaulatan, meski belum yang sesungguhnya........

*PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.

*KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.

*KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.




==Kongres Pemuda II==
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari [[Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia]] (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, [[27 Oktober]] [[1928]], di Gedung [[Katholieke Jongenlingen Bond]] (KJB), [[Lapangan Banteng]]. Dalam sambutannya, ketua PPI [[Soegondo Djojopuspito]] berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian [[Moehammad Yamin]] tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, [[28 Oktober]] 1928, di Gedung [[Oost-Java Bioscoop]], membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, [[Poernomowoelan]] dan [[Sarmidi Mangoensarkoro]], berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada sesi berikutnya, [[Soenario]] menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "[[Indonesia Raya]]" karya [[Wage Rudolf Supratman]]. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Labels:

posted by Ty at 6:24 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home