JeJaK hIDup
Friday, May 30, 2008
Melihat Bening Matanya
Pagi itu, seperti biasa kegiatan rutinitas kantor kembali terlaksana sebagai panggilan kewajiban, tapi sebelumnya mutar motor ke atm dulu tuk ngambil duit *dah pailit*. Perjalanan kembali dari ATM ke kantor sempatkan lagi singgah di toko *sekalian blanja snack dkk*.
Selesai belanja, sy kembali keparkiran tuk ngambil motor. Dan apa yang sy prediksi ternyata terjadi *motor sy sudah ditutupi pake kardus bekas*, sy kurang jelas fungsinya kardus itu, apa untuk menutupi dari panas (tapi masih pagi, dan belum ada sinar matahari), atau untuk melindungi dari air hujan (tapi gak hujan juga.......kayaknya cuaca lumayan cerah), tapi sudahlah yang namanya usaha cari duit, mungkin inilah cara mereka..... *jujur meski kadang juga kesel dengan cara mereka menagih ongkos kardusnya, apalagi kalau dengan sedikit memaksa....*
Sebelumnya sy pindahkan kardus penutup motor sy ke motor disebelahnya, apalagi setelah sy baca di papan ada tulisan *bebas parkiran*, sy hampir nyelonong pergi begitu saja....tapi tiba-tiba sebuah suara........
"Mba, z yang tadi tutupi motornya"
"Dek, liat tidak itu bacanya apa??" *tidak menoleh kearah suara yg negur tadi, berusa nunjukin tulisan yg ada dipapan, dan memperbaiki helm*
"Iya...."
Sy refleks berbalik arah...*heran, kok tumben .... kok anak ini gak ngomel, gak memaksa, tidak seperti teman2nya yang lain*
Saat saya liat dia nunduk, sy kembali memperhatikan dan mengamati....,Ah, anak ini masih terlalu muda untuk hidup dijalanan, pantasnya dia masih di dekapan ibu-bapaknya, pantasnya dia ada disana bersama teman2nya belajar dan bernyanyi, dia kehilangan masa kecilnya (itu pikirku), Bapaknya kemana????apa mereka tidak kwatir dengan kendaraan yang lalu lalang??, Mamanya sedang apa???kenapa anak sekecil ini dibiarkan hidup diparkiran??. Mungkin dia merasa saya perhatikan tiba2 dia mengangkat wajahnya dan juga melihat kesaya.
Melihat wajahnya....saya tidak bisa mengucapkan apa2, matanya yang bening mengisyaratkan keluguan sebagai anak kecil, umurnya mungkin baru 5 tahunan, tapi tempaan hidup telah membuatnya hidup seperti ini. lewat matanya....lewat raut wajahnya....sy melihat wajah lain yang hampir sama, Ia.... melihat wajah anak ini sy seakan2 melihat wajah lugu Dimas Riyal Al'Amin (ponakanku, Warisan ter indah dari Almarhumah Kak Achi).
Di parkiran itu saya menangis......, saya ingin secepatnya pergi dari situ, dan jujur sy tidak senang terjebak dalam suasana seperti ini, tapi lagi2 untuk melangkah saja sy tidak kuat, kembali menatap mata itu...... pandangan yang polos,matanya yang bening...., belum saatnya dia merasakan hal ini, tapi lagi2 sy tidak bisa berbuat apa2, sy yakin tangan2 kedua orangtuanya bisa menjadikan dia anak yang sukses dikemudia hari * doaku, tapi dengan sedikit pesimis.....*
Sebelum pergi, sy buka tas dan menyodarkan lembaran ribuan ke arahnya, mimiknya sedikit kaget.... dan katanya "mba z tra ada uang kembali". Dibalik helm sy berusaha tersenyum..... "untuk kamu semua". Dia juga tersenyum...."trimakasih mba".
Maaf, Sy tidak bisa membantu apa2, sebenarnya ada begitu banyak pertanyaan yang sy ingin tanyakan ke dia, nama....umurnya....kenapa tidak sekolah....dan masih banyak lagi, tapi sy sudah terlalu lama disitu, hanya sekedar melihat bening matanya.
Ini bukan Metropolitan, tapi dampak metropolitan itu sudah menulari keluguan sebuah kota kecil yang bernama Manokwari
0 Comments:
Post a Comment
<< Home